Rabu, 30 April 2014

Good Bye April


Banyak hal yang terjadi April kali ini.
Entahlah, harus ku sebut apa bulan April kali ini.
Banyak air mata yang tumpah kali ini, banyak hal yang harus diikhlaskan bulan ini, banyak hal yang harus dilepaskan bulan ini, banyak pelajaran yang harus dipetik bulan ini.
Kejadian memilukan yang sering terjadi pada bulan april mengantarkanku pada beberapa kesadaran.
Kesadaran bahwa tidak selamanya seseorang akan berdiri disampingku, tidak selamanya seseorang akan menopangku dari belakang, tidak selamanya ada jawaban atas pertanyaanku.
Kesadaran bahwa sesuatu yang hilang, bukanlah pergi tapi kembali ke pemilik sesungguhnya. Bahwa semua yang kita miliki sekarang, bukan milik kita. Kita hanya orang yang dititipi dan diwajibkan menjaganya dengan baik.
Kesadaran bahwa mengharapkan seseorang secara berlebihan akan membawa kita pada kekecewaan. Kekecewaan yang berkepanjangan yang mungkin akan menyakiti kita sendiri.

Selamat tinggal bulan April.
Selamat datang bulan Mei.
Semoga banyak senyum di bulan Mei.

Sabtu, 26 April 2014

:)

Mungkin kita perlu belajar cara menghargai apa yang sudah dikerjakan oleh orang lain :)
Bukankah melakukan kesalahan adalah hal yang wajar?
Jika ada yang salah, mungkin membantu memperbaiki kesalahan lebih baik dilakukan dibanding memaki kesalahan itu.
Salah adalah proses belajar bukan? Atau mungkin saya yang salah?
Entahlah, ini pandangan subjektif saya.
Saling mencari kesalahan satu sama lain. Saling memaki kesalahan satu sama lain.
Bukankah bersama-sama belajar lebih baik?
Bukankan bersama-sama memperbaiki kesalahan lebih baik?
Kita mungkin perlu belajar dari semut-semut di lantai.
Semut saja tidak pernah memaki semut lain yang menjatuhkan makanan mereka, mereka malah kembali berjalan mundur dan bersama-sama mengangkut makanan yang jatuh tadi.
Semut saja menampilkan kebersamaan yang sederhana tapi begitu indah.
Kita harusnya bisa menampilkan kebersamaan yang lebih indah bukan?

Senin, 21 April 2014

Lelaki Beruntung


Bukankah menyenangkan memiliki seseorang yang disayangi?
Seseorang tempat bersandar. Penampung keluh kesah. Tempat berbagi cerita manis sampai yang mampu meneteskan air mata. Bukankah menyenangkan?

Aku sering memikirkannya. Aku sering memikirkan seseorang yang bahkan tak ku tahu siapa lelaki beruntung itu.Yang aku tahu dia sedang bersiap-siap sekarang. Dia sedang mempersiapkan diri menjadi lelakiku kelak. Lelaki beruntung yang akan menjadi suamiku, menantu dari orang tuaku yang hebat, ayah dari anak-anak kami kelak.

Lalu aku?
Tentu saja aku sedang melakukan hal yang sama. Aku sedang mempersiapkan diri untuk lelaki beruntungku. Bersiap-siap untuk jadi menantu dari orang tua hebat yang telah memberikan lelaki hebat untukku, bersiap-siap untuk menjadi istri terbaiknya, dan mempersiapkan diri untuk melahirkan dan membesarkan anak-anak cerdas kami.

Lalu sampai kapan?
Sampai kami dipertemukan oleh jodoh. Disebuah acara yang disebut lamaran. Disebuah ikrar yang disebut akad nikah. Dan disebuah kehidupan baru yang disebut pernikahan.

Kamis, 17 April 2014

Di Sampingku :)


Ku pikir kamu bukan satu-satunya orang mampu membuatku kagum. Tapi ku pastikan kamu adalah satu-satunya orang yang mampu membuat hatiku berdebar ketika berjalan disampingmu. Membuat nafasku berlari-larian ketika kamu berbalik dan tersenyum. Membuat tanganku tak berhenti mengucurkan keringat ketika matamu tepat menuju mataku. Iya, itu kamu.

Mungkin sulit membuatmu untuk percaya, bahwa ada sebuah perasaan disini. Perasaan yang mungkin disebut suka. Atau disebut sayang. Mungkin juga disebut cinta. Tapi perasaan ini bukanlah sesuatu yang mudah ku utarakan. Aku lebih suka melihatmu dari kejauhan. Di balik jendela kaca yang mulai usang. Atau bila ingin lebih dekat biasanya ku coba untuk menatap lamat-lamat punggungmu.

Menyedihkan memang. Sangat menyedihkan bahkan. Kadang, perasaan ini harus telepas karena terlalu lama digenggam. Lalu mau diapakan lagi? Biarkan ia jatuh, biarkan ia pergi. Karena jodoh takkan kemana, ia akan kembali ke tempat seharusnya. Dan kamu juga harus kembali ke tempat seharusnya bukan? Ya, seharusnya kamu disampingku :)

Senin, 07 April 2014

Rindu yang Tak Pernah Sampai Pada Pemiliknya

Hari ini hujan jatuh begitu banyak.
Mengantarkan senyum.
Mengantarkan tangis.
Juga mengantarkan rindu.
Rindu yang tak pernah sampai pada pemiliknya.

Mungkin tetesnya tak sanggup menyampaikan rinduku.
Mungkin tetesnya tak sanggup menyebut namaku.
Mungkin tetesnya tak sanggup mengingatkanmu padaku.

Tapi tetesnya sanggup membawa rinduku, walaupun tak pernah sampai padamu.

Kamis, 03 April 2014

Tears


Ia jatuh.
Jatuh sedikit.
Jatuh banyak.
Jatuh di mata.
Jatuh di pipi.
Jatuh  di sela-sela kancing baju.
Dan lenyap disela benang-benang yang berjumel.

Ia kadang tanpa segan jatuh disegala tempat dan kondisi.
Jatuh tanpa meminta izin.
Bahkan tanpa salam sama sekali.
Kadang menyusahkan. Membasahi separuh dari benang yang melekat dikulit.

Tapi ia selalu bisa menjadi obat.
Penenang.
Ia adalah air mata.
Air mata yang menandakan kerinduan.
Kerinduan pada kamu, kamu dan kamu.
Kamu yang masih diam terduduk di sudut kursi itu.