Aku membencimu. Aku benci harus memaksa diriku untuk menikmati langkahku yang selalu menyenangkan bila disampingmu.
Aku membencimu. Aku benci harus selalu berusaha mencuri-curi pandanganmu dari kejauhan, yang bahkan kehadiranku pun tak kau sadari.
Aku membencimu. Aku benci harus tertawa dengan orang yang telah merebut hatimu dariku.
Aku membencimu. Aku benci harus mengatakan bahwa aku selalu merindukanmu, bahkan ketika seluruh ragaku menentangnya.
Aku membencimu. Aku benci harus harus mengatakan bahwa aku membencimu, padahal ada seguncah rasa disini, yang bahkan aku sendiripun benci tak sanggup mengatakannya padamu.
Aku membencimu. Tapi aku lebih membenci diriku sendiri yang hanya terduduk paku saat melihatmu pergi.
Aku membencimu. Aku benci harus selalu berusaha mencuri-curi pandanganmu dari kejauhan, yang bahkan kehadiranku pun tak kau sadari.
Aku membencimu. Aku benci harus tertawa dengan orang yang telah merebut hatimu dariku.
Aku membencimu. Aku benci harus mengatakan bahwa aku selalu merindukanmu, bahkan ketika seluruh ragaku menentangnya.
Aku membencimu. Aku benci harus harus mengatakan bahwa aku membencimu, padahal ada seguncah rasa disini, yang bahkan aku sendiripun benci tak sanggup mengatakannya padamu.
Aku membencimu. Tapi aku lebih membenci diriku sendiri yang hanya terduduk paku saat melihatmu pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar