Biarkan aku diam beberapa saat.
Biarkan aku menyerap makna atas beberapa kejadian yang
kembali membuat luka ini menganga.
Aku memang tak pernah berhasil mengatakannya dengan lantang,
betapa rasa itu muncul begitu saja. Betapa menyebalkannya rasa itu menyusup
disela-sela sarafku dan menghancurkan rentetetan kejadian yang harus ku ingat.
Aku selalu mencobanya tapi selalu saja berakhir menyakitkan.
Lalu dimana letak kesalahanku?
Tidak peka? Cukup ku rasa. Aku hanya berusaha memadamkannya.
Rasa itu.
Memanipulasi asumsi pribadiku yang selalu memaksaku
memikirkan tentang “kita”. Selalu ku coba mematikan rasa itu sebelum ia tumbuh
liar.
Bukan karena aku tak sanggup memeliharanya. Aku tak sanggup
jika suatu saat nanti ketika ia sudah tumbuh dengan kuat kau memaksaku
mematikannya.
Bukan karena rasa itu tidak ada. Hanya sedikit dipadamkan.
Akan ku katakan. Betapa besar rasa itu (pernah) ada atau
(mungkin) masih ada.
Tunggu. Tunggu sampai hatimu betul-betul telah yakin
memilihku.
Atau jika telah kau pastikan Aku bukan pilihanmu, maka tinggalkan Aku.
Karena kita tidak bisa memilih pada siapa kita jatuh cinta
tapi kita bisa memilih pada siapa kita bertahan untuk mencintai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar