Kamu selalu menyenangkan.
Dari jauh pun selalu menyenangkan.
Mereka bilang aku tidak mungkin memilikimu. Bahkan senyummu
pun tidak mungkin ku miliki.
Betulkah begitu?
Apa yang perlu ku tukar untuk bisa melihatmu dari dekat?
Bahkan walau hanya melempar senyumku pun tak bisa?
Semustahil itukah?
Mereka bilang kau telah bersama dengan yang lain sekarang. Siapa
dia? Siapa wanita itu?
Beritahu aku. Haruskah aku mengikhlaskanmu?
Beritahu aku. Haruskah aku mengikhlaskanmu?
Beritahu hujan yang belum berhenti itu, keringkan semua
lautan dan pantai. Biarkan air mataku yang memenuhi mereka.
Dan seketika itu juga, air mataku tumpah. Aku menangisinya
sendiri sekarang.
Betapa bodohnya aku dan segala keegoisanku.
Beritahu gunung yang tinggi itu, bisakah aku kesana? Akan ku
gapai gunung itu, dan akan ku teriakkan namamu tepat diatas sana.
Agar bisa kau dengar dengan jelas. Siapa yang selalu ku
eluhkan dalam doaku.
Beritahu hujan dan gunung itu sekarang juga. Teriakku dengan
keras.
Lalu, aku akan berhenti sekarang.
Menutup buku ini sekarang.
Semua harapanku, akan ku habisi malam ini.
Agar harapan baru bisa ku susun segera. Harapan untuk
membangun rasa-rasa yang baru.
Bukan untukmu. Tapi untuk orang lain, yang beruntung
memilikiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar