Rindu selalu bisa menjadi alasan tepat untuk merangkai kembali ingatanku.
Aku selalu suka Februari.
Selalu suka.
Selalu ada rona berbeda di Februari.
Selalu ada jejak berbeda di Februari.
Bukan karena Februari adalah bulan tempatmu memilih dilahirkan. Bukan.
Bukan karena Februari adalah bulan tempat kita dipertemukan secara nyata. Bukan.
Bukan karena Februari adalah bulan tempatku yakin akan kehadiranmu disini. Bukan.
Ada sebuah cerita lain disana.
Yang selalu membuatku tertawa kecil.
Bahkan kursi, pintu meja, dan ruang kelas itupun tersenyum melihatnya.
Kau selalu manis.
Bahkan ketika kau telah mengikrar kalimat suci untuk mengikat kehalalan hubunganmu.
Bahkan ketika kau berjalan dengan wanita yang telah sah menjadi wanitamu.
Bahkan ketika kau berjalan sambil menggendong malaikat mungilmu.
Aku selalu rindu Februari dan Kamu :)
Bahkan saat jejakku telah hilang...
Aku selalu suka Februari.
Selalu suka.
Selalu ada rona berbeda di Februari.
Selalu ada jejak berbeda di Februari.
Bukan karena Februari adalah bulan tempatmu memilih dilahirkan. Bukan.
Bukan karena Februari adalah bulan tempat kita dipertemukan secara nyata. Bukan.
Bukan karena Februari adalah bulan tempatku yakin akan kehadiranmu disini. Bukan.
Ada sebuah cerita lain disana.
Yang selalu membuatku tertawa kecil.
Bahkan kursi, pintu meja, dan ruang kelas itupun tersenyum melihatnya.
Kau selalu manis.
Bahkan ketika kau telah mengikrar kalimat suci untuk mengikat kehalalan hubunganmu.
Bahkan ketika kau berjalan dengan wanita yang telah sah menjadi wanitamu.
Bahkan ketika kau berjalan sambil menggendong malaikat mungilmu.
Aku selalu rindu Februari dan Kamu :)
Bahkan saat jejakku telah hilang...